Minggu, 14 Maret 2010

(8) Proses Pewarisan Budaya

3. Proses Pewarisan Budaya
a. Enkulturasi
Proses enkulturasi sudah dimulai dalam alam pikiran individu sejak masa kanak-kanak. Mula-mula dari keluarga, kemudian dari teman-teman bermainnya. Seringkali ia belajar meniru tingkah laku, ucapan dari individu yang berpengalaman. Misalnya adanya jam berpengaruh pada penghargaan waktu. Hal itu menjadi pola yang mantap, norma yang mengatur tindakannya “dibudayakan”.
Contoh: Norma yang mengharuskan seseorang membawa oleh-oleh kepada kerabat/tetangga jika bepergian ke tempat lain, menerima atau memberi sesuatu dengan tangan kanan.
b. Sosialisasi
Dalam proses sosialisasi, seorang individu dari masa kanak-kanak hingga masa tua belajar pola-pola tindakan berinteraksi dengan segala macam individu dalam berbagai macam peranan sosial.
Apabila kita ingin menyelami dan memahami pengertian tentang suatu kebudayaan, kita bisa belajar banyak dari jalannya proses sosialisasi yang dialami individu dalam kebudayaan yang bersangkutan.
Contoh: Pada awal hidupnya, seorang bayi sudah harus menghadapi beberapa individu dalam lingkungan keluarga yang kecil, yaitu ibunya dan bidan yang membantu ibunya semenjak lahir sampai kira-kira seminggu. Selama berhubungan dengan orang tadi ia mengalami tingkah laku berdasarkan perhatian dan cinta. Ia juga belajar kebiasaan, makan, dan tidur pada saat tertentu. Juga ketika mulai sekolah ia juga belajar mengenal perbedaan jenis kelamin dan mengenal lingkungan sekolahnya.
4. Sarana pewarisan Budaya
a. Keluarga
Dalam masyarakat tradisional maupun modern, keluarga adalah kelompok perantara pertama yang mengenalkan nilai-nilai subbudaya kepada si anak. Di sinilah anak mengalami hubungan sosial pertama dalam kehidupan. Ada keluarga besar dan kecil, juga ada keluarga harmonis dan kurang harmonis.
Contoh: Seorang anak dapat dikatakan telah belajar kekejaman ketika ia melihat ibunya dipukul ayahnya. Si anak kemungkinan cenderung mewarisi perilaku seperti itu. Jika si anak mempunyai orang tua otoriter maka perilaku itu membuat anak tidak betah di rumah. Akibatnya si anak menjadi pengguna obat-obatan terlarang, tawuran, atau tindakan kejahatan lainnya. Apalagi pada masyarakat modern saat ini, media elektronik seperti televisi telah mempercepat proses pewarisan budaya. Oleh karena itu, orang tua harus selalu mengawasi perilaku anak-anaknya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan sarana pewarisan budaya bagi individu seperti: cara-cara pelamaran, pola anak menetap, atau kekerabatan. Hal-hal yang didapat oleh seorang anak sebagai anggota keluarga sebagai berikut.
1) Keagamaan
Keluarga harus mampu menjadi wahana yang pertama dan utama dalam melaksanakan Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kebudayaan
Keluarga dikembangkan menjadi wahana menumbuhkan dan melestarikan budaya nasional.
3) Perlindungan
Keluarga menjadi pelindung yang utama dalam memberikan keteladanan kepada anak-anaknya.
4) Pendidikan
Keluarga sebagai sekolah dan guru yang pertama dan utama dalam mengantarkan anak menjadi mandiri.
5) Pemeliharaan lingkungan
Keluarga harus siap memberi dan memelihara kelestarian lingkungannya yang terbaik kepada anak cucunya.
b. Masyarakat
Dalam masyarakat, pewarisan budaya terjadi melalui sosialisasi. Individu sebagai anggota masyarakat mendapat pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku masyarakat. Dalam masyarakat tradisional, norma-norma diwariskan kepada generasi berikutnya tetap terjaga. Lain halnya dalam masyarakat modern saat ini, norma-norma luhur dalam masyarakat cenderung ditinggalkan.
Contoh: di kalangan masyarakat Indonesia dan sebagian masyarakat di dunia, perbuatan meludah dianggap perbuatan yang tidak sopan, tetapi masyarakat Masai di Afrika menganggap perbuatan meludah sebagai tanda terima kasih kepada seseorang.
c. Sekolah
Dalam masyarakat modern, sekolah merupakan sarana pewarisan budaya yang sangat efektif. Berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi serta norma-norma secara langsung diberikan kepada siswa.
Budaya yang diwariskan melalui sekolah, antara lain:
1) Memperkenalkan, memelihara, mengelola, memilih, dan mengem-bangkan unsur-unsur budaya.
2) Mengembangkan kekuatan penalaran (the power of reasoning).
3) Mempertinggi budi pekerti.
4) Memperkuat kepribadian.
5) Menumbuhkan manusia pembangunan.
Pada sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pendidikan TK, SD, dan SLTP, peranan guru sangat besar dalam membentuk dan mengubah perilaku anak didik.Keadaan berubah setelah anak memasuki SMU. Anak didik mulai membentuk dan mengubah perilakunya sendiri.
d. Lembaga Pemerintahan
Lembaga pemerintahan sangat dibutuhkan dalam mewarisan budaya, terutama dalam masyarakat modern saat ini. Melalui lembaga pemerintahan, peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah bisa disosialisasikan kepada masyarakat luas.
Setiap warga dapat berhubungan dengan lembaga pemerintahan, jika ada urusan sesuai dengan haknya sebagai warga. Misalnya: meminta surat keterangan bepergian, mencari Kartu Tanda Penduduk, atau mencari Kartu Keluarga.
Fungsi lembaga pemerintahan sebagai berikut.
1) Pelambang norma melalui undang-undang yang disampaikan oleh badan legislatif.
2) Melaksanakan undang-undang yang telah disetujui.
3) Penyelesaian konflik yang terjadi di antara para anggota masyarakat.
4) Melindungi warga dari serangan negara lain dan pemelihara kesiap-siagaan menghadapi bahaya.
e. Perkumpulan
Dalam masyarakat modern, banyak dijumpai perkumpulan atau asosiasi yang dibentuk secara sadar untuk tujuan-tujuan khusus. Terbentuknya perkumpulan dilandasai oleh kesamaan minat, tujuan, kepentingan, dan agama.
Perkumpulan atau asosiasi dapat menjadi sarana pewarisan budaya, jika para anggota menyadari hak dan kewajiban yang berlaku dalam anggaran dasarnya. Para anggota dapat menyumbangkan peranannya terhadap negara.
Misalnya dengan mengikuti perkumpulan PSSI atau PBSI, organisasi tersebut merupakan contoh perkumpulan yang bergerak dalam bidang olah raga.
f. Institusi lain
Dalam suatu masyarakat modern yang sedang berkembang, jumlah institusi selalu bertambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin kompleks.
Pengertian institusi dalam bahasa Indonesia belum ada kese-ragaman. Prof. Dr. Koentjaraningrat mengatakan institusi sesuai dengan pranata, sedangkan Soerjono Soekanto mengartikan sebagai lembaga. Di negara kita banyak bermunculan lembaga resmi sebagai sarana pewarisan budaya bagi individu.
Contoh: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merupakan suatu lembaga resmi pemerintahan yang dibentuk dengan tujuan agar setiap individu dapat menyampaikan keluhan melalui wakilwakilnya yang duduk di DPR.
Begitu juga wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR tersebut berusaha memperjuangkan aspirasi rakyat kepada pemerintah melalui program kerjanya.
g. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang besar dalam pewarisan budaya. Pengaruh dari lingkungan kerja sangat besar dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Lingkungan kerja termasuk sarana pewarisan budaya dalam masyarakat modern saat ini.
Contoh: Seorang tukang sapu sebuah rumah sakit, sudah berpuluh-puluh tahun bekerja di lingkungan rumah sakit. Walaupun tukang sapu hanya lulus SD, tetapi tentang kebersihan, kedisiplinan, pengabdian, dan bahkan mungkin pengetahuan tentang obat-obatan dia pahami. Mengapa? Karena setiap hari ia berada di lingkungan rumah sakit yang di dalamnya ada dokter, perawat, dan petugas kesehatan lainnya.
h. Media massa
Media massa baik berupa cetak maupun elektronik merupakan sarana penting dalam pewarisan budaya dalam masyarakat modern. Bahkan buku, majalah, TV, dan surat kabar dapat membentuk kepribadian seseorang.
Seorang antropolog Margaret Mead berpendapat bahwa pengaruh televisi sudah melebihi sarana lain dalam pewarisan budaya. Oleh karena itu, film-film yang disajikan di televisi harus diseleksi mana yang pantas dan mana yang tidak pantas ditonton oleh anak-anak. Dalam hal ini orang tua berperan dalam memberikan penjelasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar