Minggu, 14 Maret 2010

(4) Karakteristik Dinamika budaya

1. Pengertian Dinamika Kebudayaan
Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi susunan lembaga kemasyarakatan, interaksi sosial, dan sebagainya. Begitu luasnya bidang perubahan itu, sehingga perlu ditentukan batasan pengertian perubahan yang dimaksud.
Perubahan (dinamika) kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi bagi kehidupan.
Definisi perubahan (dinamika) kebudayan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
a. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
Perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
b. Samuel Koenig
Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
c. Selo Soemardjan
Perubahan kebudayaan adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang memengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
d. Kingsley Davis
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat.
e. William F. Ogburn
Perubahan kebudayaan mencakup unsur material ataupun nonmaterial.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat merupakan suatu gejala normal. Perubahan-perubahan yang menjalar dengan cepat dari bagian dunia satu ke dunia lain dalam suatu proses dikenal dengan istilah globalisasi.
Faktor-faktor penyebab perubahan kebudayaan ada dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, yaitu faktor berasal dari masyarakat itu sendiri. Adapun faktor eksternal, yaitu faktor berasal dari luar masyarakat.
Faktor-faktor internal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
a. Adanya ketidakpuasan terhadap sistem nilai yang berlaku.
b. Adanya individu yang menyimpang dari sistem nilai yang berlaku.
c. Adanya penemuan baru yang diterima oleh masyarakat.
d. Adanya perubahan dalam jumlah dan kondisi penduduk.
Faktor-faktor eksternal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
a. Adanya bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, dan lain-lain.
b. Timbulnya peperangan.
c. Kontak dengan masyarakat lain.
Budaya sebagai hasil budi daya manusia tidak selalu statis, namun bergerak sesuai dengan perubahan zaman dan kebutuhan manusia. Itulah yang dimaksud dengan dinamika. Jadi, sesungguhnya dinamika adalah suatu kekuatan dari dalam suatu materi yang memiliki tenaga atau semangat untuk bergerak sehingga terjadi suatu perubahan. Dalam hal ini, materi yang memiliki kekuatan untuk bergerak adalah sekelompok manusia atau sekelompok individu.
Sekelompok manusia atau individu sangat berperan aktif menentukan terjadinya suatu perubahan. Seorang individu belum tentu dapat melakukan perubahan. Sekalipun dapat melakukan suatu perubahan, itu hanya berupa pengaruh. Pengaruh tersebut kemudian tersebar meluas. Sebaran tersebut yang kemudian memberi penentu berubah dan tidaknya suatu budaya.
Budaya pada perjalanan waktu, terus mengalami perubahan. Bergerak mengikuti kebutuhan dan perubahan zaman. Proses perubahan tersebut memakan waktu yang terbilang tidak singkat. Ada yang terjadi hingga berabad-abad lamanya, namun ada pula yang berlangsung dengan cepat.
Dinamika budaya berlangsung pada hampir seluruh wilayah. Pergerakan perubahan tersebut tidak sama pada satu wilayah dengan wilayah lainnya. Hal tersebut tergantung pada individu di daerah bersangkutan.
Di dalam perubahan budaya, individu memegang peranan sangat penting. Ada yang dapat menerima budaya asing dengan mudah, ada pula yang sulit, bahkan ada yang tidak berkenan menerima sama sekali. Oleh karena itu, dinamika kebudayaan dipengaruhi oleh individu dalam masyarakat, sehingga perkembangan dinamika budaya di setiap masyarakat berbeda-beda. Tingkat perubahannya pun berbeda-beda pula. Proses perubahan budaya hingga membentuk suatu dinamika budaya berlangsung dalam waktu yang lama. Dalam antropologi dinamika kebudayaan berlangsung dalam beberapa proses yaitu evolusi, difusi, asimilasi, inovasi. Kesemua proses ini mempunyai karakteristik masing-masing.
a. Evolusi Kebudayaan
Dalam hal ini, evolusi merupakan suatu bentuk pergeseran atau perubahan kebudayaan dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang makin lama makin kompleks. Evolusi kebudayaan dapat dilihat dengan dua cara yakni proses mikroskopik dan proses makroskopik.
1) Proses Mikroskopik
Koentjaraningrat mengatakan bahwa proses mikroskopik adalah proses evolusi kebudayaan yang dapat dilihat dan dapat diamati seolah-olah dari dekat secara detail. Melalui proses ini dapat dilihat perubahan kebudayaan secara detail yang terjadi di dalam dinamika kehidupan sehari-hari masyarakat.
Hal yang dapat dilihat secara detail di antaranya adalah proses-proses yang berulang, atau yang disebut dengan recurrent process. Recurrent process adalah suatu tindak manusia yang berulang yang terjadi di dalam masyarakat akibat tidak sesuainya adat yang ada dalam lingkungan bagi dirinya.
Ketidaksesuaian adat dengan dirinya tersebut, membuat ia tidak sepenuhnya taat pada adat yang berlaku. Hal tersebut terjadi berulang kali pada masyarakat. Proses ketidaktaatan yang berulang tersebut adalah salah satu pemicu terjadinya pergeseran suatu kebudayaan.
2) Proses Makroskopik
Diulas oleh Koentjaraningrat bahwa proses makroskopik adalah proses evolusi kebudayaan yang dapat dilihat dan dapat diamati seolah-olah dari jauh dengan hanya memperhatikan yang tampak umum saja. Melalui proses ini dapat dilihat perubahan kebudayaan yang besar terjadi dalam dinamika kehidupan dalam kurun waktu yang cukup lama. Proses ini adalah proses yang kemudian menentukan arah, atau disebut dengan directional process.
Directional process adalah proses evolusi kebudayaan yang dapat dilihat dalam kurun waktu yang cukup lama, umpamanya dalam ribuan tahun, sehingga dapat dilihat perubahanperubahan besar dalam kebudayaan yang seolah kemudian dapat menentukan arah (direction) sejarah perkembangan kebudayaan suatu masyarakat.
b. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran kebudayaan melalui perpindahan bangsa-bangsa. Kebudayaan tersebar dikarenakan terbawa oleh bangsa-bangsa yang melakukan migrasi. Dengan demikian proses penyebaran kebudayaan tersebut terjadi melalui peristiwa geografis.
Menurut Koentjaraningrat, difusi adalah proses pembiakan dan gerak penyebaran atau migrasi yang disertai dengan proses penyesuaian atau adaptasi fisik dan sosial budaya dari makhluk manusia dalam jangka waktu beratus-ratus ribu tahun lamanya sejak zaman purba.
Dengan kata lain, difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh penjuru dunia. Contoh terjadinya proses difusi sebagai proses penyebaran kebudayaan pada masa prehistori yaitu ketika kelompok manusia berburu berpindah ke daerah lain yang jauh sekali dan membawa budaya berburu ke daerah tempat mereka berpindah. Penyebaran unsur kebudayaan melalui pertemuan kelompok individu yang bertetangga. Berdasarkan prosesnya, difusi dapat digolongkan menjadi beberapa bentuk. Bentuk-bentuk tersebut antara lain, hubungan symbiotic, hubungan penetration pacifique, dan stimulus diffusion.
1) Hubungan Symbiotic
Symbiotic adalah hubungan yang terjadi hampir tidak mengubah unsur kebudayaan yang dimiliki. Contoh hubungan barter yang terjadi selama berabad-abad antara suku Afrika dengan kelompok Negrito. Suku bangsa Afrika memberikan hasil pertanian, dan kelompok Negrito memberikan hasil berburu dan hasil hutan. Selama hubungan itu kebudayaan masing-masing suku tidak mengalami perubahan.
2) Hubungan Penetration Pacifique
Penetration pacifique adalah terjadinya pemasukan unsur-unsur kebudayaan tanpa adanya paksaan. Contoh yang pernah terjadi adalah unsur kebudayaan yang dibawa masuk oleh para pedagang dari India ke Indonesia. Cerita Ramayana dan Mahabarata salah satunya diperoleh melalui aktivitas perdagangan masyarakat India ke Indonesia. Masuknya unsur-unsur kebudayaan tersebut terjadi tanpa sengaja ke dalam kebudayaan penduduk setempat.
3) Stimulus Diffusion
Stimulus diffusion adalah bentuk difusi yang terjadi karena penyebaran kebudayaan secara beruntun. Contoh suku bangsa A bertemu B terjadi difusi, B bertemu C terjadi difusi, C bertemu D terjadi difusi, demikian seterusnya.
Proses difusi telah berlangsung sangat lama. Para ahli berpendapat bahwa manusia zaman purba telah melakukan proses difusi. Menurut paleoantropologi, diperkirakan manusia pertama kali ada di daerah sabana tropikal Afrika Timur, kemudian menyebar hampir ke seluruh permukaan bumi yang memiliki musim yang berbeda-beda. Persebaran ini membentuk sebuah kebudayaan yang mereka miliki saat ini. Dalam proses ini mereka melakukan adaptasi fisik dan budaya.
Proses perpindahan tersebut dilakukan dengan cara migrasi lambat dan otomatis serta migasi cepat dan mendadak. Migrasi lambat dan otomatis adalah perpindahan yang terjadi seiring dengan berkembangnya manusia di muka bumi. Manusia berkembang dan membutuhkan tempat-tempat yang lain sehingga melakukan migrasi. Migrasi tersebut membawa serta kebudayaan mereka. Dengan demikian, kebudayaan turut tersebar di permukaan bumi ini seiring dengan menyebarnya manusia untuk mencari tempat tinggal dan menjalani kehidupan.
Adapun migrasi cepat dan mendadak adalah migrasi yang disebabkan oleh wabah, bencana alam, peperangan, perubahan mata pencarian hidup dan lain sebagainya. Dengan adanya peristiwa-peristiwa tersebut, manusia melakukan migrasi dengan cepat ke tempat lain yang lebih baik dan nyaman.
c. Akulturasi
Menurut Koentjaraningrat akulturasi adalah proses sosial yang terjadi terhadap manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dalam suatu masyarakat dipengaruhi oleh unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing, lambat laun diakomodasi dan diintegrasikan ke dalam kebudayaannya tanpa kehilangan kepribadian kebudayaan yang dimilikinya. Dengan kata lain, akulturasi adalah suatu bentuk perubahan karena adanya pengaruh dari kebudayaan asing yang lambat laun diterima tanpa kehilangan kepribadian kebudayaan aslinya. Hal tersebut dapat kamu lihat di Betawi. Pakaian tarian itu mendapat pengaruh dari kebudayaan Cina, seperti warna merah, bentuk penutup muka, dan lain sebagainya. Namun demikian, tetap tidak kehilangan kepribadian kebudayaan aslinya yang masih tetap mempertahankan beberapa bentuk pakaian asli dan masih tetap menggunakan musik Betawi.
1) Substitusi
Substitusi adalah sebuah proses bergantinya suatu unsure budaya dari yang lama menjadi baru karena dipandang lebih baik. Contohnya adalah bergantinya mesin ketik menjadi komputer, jahit tangan menjadi jahitan mesin.
2) Sinkretisme
Sinkretisme adalah suatu proses berpadunya dua kebudayaan kemudian membentuk suatu sistem dan dapat berjalan seirama dengan baik. Contoh sinkretisme di Indonesia adalah upacara grebeg di Yogyakarta. Upacara tersebut diadakan untuk memperingati Maulid Nabi, Idul Fitri, maupun Idul Adha. Upacara tersebut berasal dari budaya Jawa di Yogyakarta yang diprakarsai oleh Sultan Agung dengan membuat gunungan yang berisi sayuran dan lain-lain, namun dilakukan dalam rangka memperingati ritual agama Islam.
3) Adisi
Adisi adalah suatu bentuk penambahan unsur kebudayaan yang baru, namun masih menggunakan unsur kebudayaan yang lama karena dipandang masih memiliki nilai lebih. Contohnya adalah digunakannya mobil angkutan kota di Yogyakarta, namun masih tetap mempertahankan keberadaan delman.
4) Dekulturasi
Dekulturasi adalah suatu penghilangan unsur budaya lama dan digantikan oleh unsur budaya yang baru. Contohnya tidak digunakannya lagi floopy disk untuk menyimpan data, dan diganti dengan flash disc karena unsur budaya yang terakhir dipandang dapat lebih banyak menyimpan data.
5) Originasi
Originasi adalah proses masuknya unsure kebudayaan baru yang sebelumnya tidak dikenal dan mampu mengubah perilaku penerima unsur kebudayaan yang baru tersebut. Contohnya adalah masuknya Handphone ke Indonesia. Perilaku masyarakat berubah setelah Handphone masuk, ketergantungan terhadap benda tersebut sangat tinggi.
6) Rejection
Rejection adalah bentuk penolakan terhadap unsure kebudayaan asing yang masuk karena dipandang dapat menimbulkan dampak yang negatif. Contohnya adalah pakaian mini atau yang menampakkan bagian tubuh yang seharusnya tidak terlihat.
d. Asimilasi
Menurut Koentjaraningrat asimilasi adalah bertemunya dua kebudayaan atau lebih kemudian masing-masing kebudayaan tersebut mengalami perubahan, baik dalam sifat maupun wujud unsur-unsurnya dan berbaur menjadi satu kebudayaan yang baru. Secara umum Asimilasi adalah sebuah proses berbaurnya dua atau lebih kebudayaan yang berbeda, lalu membentuk suatu kebudayaan baru dan kebudayaan asli hilang oleh perbauran budaya yang berbeda tersebut. Percampuran kedua atau lebih kebudayaan tersebut membentuk suatu kebudayaan yang baru yang tidak memiliki lagi ciri kebudayaan yang lama.
Koentjaraningrat mengatakan bahwa asimilasi dapat terjadi karena:
1) golongan manusia dengan latar belakang yang berbeda,
2) hubungan terjalin cukup lama, sehingga masing-masing cirri khas menjadi luntur dan membentuk percampuran unsure kebudayaan yang baru,
3) masing-masing kebudayaan mengalami perubahan dan kehilangan ciri khasnya hingga akhirnya terbentuk kebudayaan baru yang berupa kebudayaan campuran.
Lebih lanjut Koentjaraningrat menjelaskan bahwa asimilasi tidak terjadi apabila masyarakat kurang memiliki pengetahuan akan kebudayaan yang baru. Selain itu jika dalam masyarakat terdapat perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan, dapat dipastikan asimilasi kebudayaan tidak terjadi. Terlebih adanya dominasi superioritas individu terhadap kebudayaan yang dimiliki dibandingkan dengan kebudayaan baru menjadi faktor pendukung tidak terjadinya proses asimilasi.
e. Inovasi
Menurut Koentjaraningrat, inovasi adalah suatu proses perubahan kebudayaan yang tidak terjadi karena adanya pengaruh langsung dari unsur-unsur kebudayaan asing, tetapi karena di dalam kebudayaan itu sendiri terjadi pembaruan yang mengalami penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal, pengaturan tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semuanya akan menyebabkan dihasilkannya produk baru.
Penemuan yang berupa rangkaian panjang dari penemuan kecil dan terakumulasi, kemudian ada pembaruan teknologi. Pada masyarakat yang aktif, akan mudah terjadi inovasi. Namun, pada masyarakat yang pasif akan terjadi suatu evolusi sebelum adanya inovasi. Ada proses lain yang mendahuluinya, yaitu discovery dan invention. yang baru, baik yang berupa suatu alat baru, suatu ide baru, yang diciptakan oleh seorang individu atau beberapa individu.
Discovery kemudian berkembang menjadi invention. Perkembangan tersebut terjadi jika telah ada pengakuan, penerimaan, dan penerapan dari masyarakat terhadap penemuan tersebut.
Koentjaraningrat mengungkapkan bahwa invention adalah proses perubahan dari discovery yang kemudian masyarakat mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar